Pemuda
dan Sosialisasi
Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis
sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka dalam kondisi anomi; yaitu
kondisi tanpa norma ataupun hukum, anomi muncul akibat keanekaragaman dan
kekaburan norma, misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga sangat
bertentangan dengan norma B yang ia saksikan di luar lingkungan keluarga (Enoch
Markum).
Golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini
sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan
dan pengembangan generasi muda. Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda
Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat
membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di
masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses
sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses
hingga mencapai titik kulminasi.
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Proses
tersebut terbagi dalam 4 proses yaitu :
- Tahap meniru adalah seseorang yang berinteraksi atau bersosialisasi dengan keluarga, dimana keluarga itu sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir seseorang tersebut di masa pertumbuhan seseorang itu.
- Tahap persiapan dialami sejak lahir, manusia mengalami proses pengenalan secara bertahap di dunia untuk siap berbaur dalam berbagai kelompok kehidupan yang tersebar di seluruh dunia.
- Tahap siap adalah aksi peniruan yang dilakukan di dalam keluarga yang sudah mulai berkurang di gantikan oleh peran yang secara langsung di mainkan oleh individu itu sendiri dengan penuh kesadaran.
- Tahap penerimaan norma kolektif adalah seseorang itu sudah dewasa, seseorang tersebut sudah dapat bercampur dengan masyarakat luas. Dengan ini seseorang tersebut sudah tidak lagi berinteraksi dengan teman-teman yang berada di sekitarnya, melainkan sudah berinteraksi dengan masyarakat luas.
INTERNALISASI BELAJAR DAN
SOSIALISASI
Ketiga
kata tersebut memiliki definisi yang hampir sama dimana proses terjadinya
melalui interaksi sosial. Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma
individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut.
Belajar
lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak
dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan
Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang
individu. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa
dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan
diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku.
Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan
norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya
lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Proses
sosialisasi berperan penting bagi setiap individu. Proses sosialisasi merupakan
penyesuaian diri. Dengan penyesuaian diri inilah orang dapat hidup dengan baik.
Dimulai dari belajar sosial. Dimana individu akan belajar tingkah laku dan pola
hidup yang diharapkan oleh orang lain maupun kelompoknya. Peran sosial
merupakan pola-pola tingkah laku yang umum yang dilakukan oleh orang yang
mempunyai posisi sosial yang sama atau sederajat. Sebagai contoh dimana orang
tua yang berprilaku baik dihadapan anak-anaknya, tidak berbicara kasar yang
akan menyakitkan hati anak-anaknya yang akan menjadi faktor menyimpang bagi
psikologis sang anak. Proses sosialisasi mengambil alih penting untuk masa
depan para generasi muda. Seperti halnya untuk mahasiswa. Peranan sosial
mahasiswa di masyarakat dapat diterapkan melalui program – program baksos
(bakti sosial) biasa nya mahasiswa mengikuti suatu organisasi kepemudaan contohnya
melakukan aksi membagikan kebutuhan korban bencana alam atau kepada orang yang
tidak mampu dengan memberikan kebutuhan sandang pangan papan dan untuk di
masyarakat itu sendiri pemuda berperan aktif untuk mengikuti program – program
yang ada di masyarakat itu sendiri dengan berperan aktif melakukan kerja bakti
secara gotong royong.
MASALAH GENERASI MUDA
Pemuda
mempunyai potensi diri untuk merubah suatu tujuan bangsa untuk menjadi bangsa
yang lebih baik baik dari bidang akademik, olahraga, dan lain-lain. Hampir
rata-rata para pemuda lah yang mengharumkan nama bangsa, karena para pemuda lah
merupakan para tunas muda untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Namun
terkadang adanya hal-hal yang menyimpang yang terjadi pada para generasi muda.
Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia kini antara
lain sebagai berikut :
- Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban bagi keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan lainnya.
- Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk para generasi muda.
- Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental bangsa.
- Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
- Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku.
- Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda
Potensi generasi muda yang harus di
kembangkan
- Idealisme dan daya kritis, secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
- Dinamika dan kreatifitas , adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuas dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama sekali.
- Keberanian mengambil resiko, perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
- Optimis dan kegairahan semangat, kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan meruakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
- Sikap kemandirian dan disiplin murni, generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
- Terdidik, walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi-generasi pendahulunya.
- Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan, keaneka ragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif.
- Patriotisme dan nasionalisme, pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan negara di kalangan generasi muda perlu leih digalakkan, pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman.
- Sikap kesatria, kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria di kalangan generasi muda indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
- Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi, generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator dan dinamistor terhadapat lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu an pendidikan serta penerapan teknologi, baik yang maju,maupun yang sederhana.
Oleh
karena itulah kita harus mengembangkan potensi para generasi muda untuk
menyelamatkan dari permasalahan yang ada dengan menyaring para pemuda yang
mempunyai bakat dan potensi diri yang ada karena di Indonesia ini sendiri masih
sangat minim orang orang penting (pejabat) yang peduli akan potensi potensi
muda yang terpendam.
Opini
Proses
sosialisasi berperan penting bagi setiap individu. Proses sosialisasi merupakan
penyesuaian diri dari setiap individu baik tingkah laku hingga pola hidup. Sebagai
generasi muda diharapkan untuk bersosialisasi dalam hal yang positif dan menjauhi
perbuatan negatif. Karena hanya pemudalah yang dapat merubah suatu tujuan
bangsa untuk menjadi bangsa yang besar.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar